Tiga Tahun Lagi, Koridor “Gatsu” Jadi Pusat Bisnis Unggulan

Kawasan Gatsu, demikian warga Jakarta melabeli Jl Gatot Subroto, salah satu koridor utama di ibu kota Indonesia ini. Hingga sekarang, kondisi kawasan yang masuk dalam rancangan pengembangan bisnis Segi Tiga Emas ini memang paling tertinggal dibandingkan koridor Thamrin, Sudirman, dan HR Rasuna Said. Bahkan, bila dibandingkan dengan koridor Satrio yang notabene paralel, koridor Gatot Subroto dua langkah di belakang.

Di koridor Satrio sudah banyak berdiri pengembangan-pengembangan multifungsi baru yang mencakup perkantoran, pusat belanja, apartemen, dan hotel. Beberapa institusi finansial multinasional yang dianggap high profile bersedia berkantor di sini. Sementara kondisi gedung-gedung perkantoran di koridor Gatot Subroto rata-rata sudah tua dan didominasi kantor pemerintahan. Sudah begitu, penyewanya pun perusahaan-perusahaan skala menengah.

Sampai saat ini, gedung yang sudah beroperasi dan memenuhi kualifikasi sebagai Grade A hanya Wisma Mulia dan Menara Jamsostek. Harga rata-rata sewanya pun paling rendah di antara kawasan lainnya, yakni hanya Rp 250.000 per meter persegi per bulan.

Menurut CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, hal lain yang membuat kawasan Gatot Subroto tertinggal adalah minimnya fasilitas akomodasi kelas bintang lima. “Kondisi tersebut semakin meneguhkan kontradiksi, bahwa kendati kawasan Gatot Subroto termasuk dalam central business district (CBD) Jakarta, namun minim fasilitas pendukung yang meneguhkan predikatnya,” jelas Hendra pada Minggu (24/1/2016).

Namun, seiring pesatnya perkembangan properti dan makin langka serta mahalnya harga tanah di CBD Jakarta, koridor Gatot Subroto menjadi daerah yang semakin dilirik oleh pengembang dan investor.

Terdapat 8 proyek skala besar sedang dikerjakan di koridor ini. Kedelapan proyek tersebut diantaranya adalah :
– Mangkuluhur City
– Telkom Landmark Tower (1 Renovasi gedung existing, dan 2 gedung baru)
– Wisma Mulia 2 (Mulialand Group)
– The Capital Place (Hotel, Kantor dan ruang ritel)
– Centennial Tower
– The Tower, besutan PT Alam Sutera Realty Tbk
– Gayanti City, Apartemen dan menara perkantoran dari pengembang PT Buana Pacifik International
– Synthesis Square dari Synthesis Development

Hendra memprediksi bila kedelapan proyek tersebut rampung, akan membuat koridor Gatot Subroto dalam tiga tahun ke depan menjadi pusat bisnis unggulan. “Tentu tantangannya adalah kondisi ekonomi, dan kelebihan pasokan perkantoran,” tuntas Hendra.

Sumber : kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *