Properti semakin dipandang sebagai alternatif yang menarik untuk dana pensiun. Perubahan pola pikir ini terjadi lantaran akibat adanya pengenaan pajak dan materai terhadap pendapatan dari properti yang dibeli namun tidak ditempati (lettings).
Bahkan, aturan dalam properti tersebut pun tidak tampak menjadi penghalang para investor usia lanjut dalam mengambil keputusan membeli ke dalam sektor lettings tersebut.
Menurut laporan terbaru oleh Prudential, seperti dilansir dari laman Select Property, Kamis (10/3/2016), seperlima orang yang berusia lebih dari 55 tahun mempertimbangkan membiarkan properti. Investasi yang dihasilkan dapat menguntungkan dalam jangka menengah atau pendek dan sebagai properti sewa, lalu kemudian akan digunakan sebagai rumah alternatif pensiun jangka panjang bagi investor.
Tren membeli properti namun tidak ditempati hingga tiba masa pensiun tampaknya menantang rute biasa yang hanya menjual dan menghemat kesepakatan properti ketika pensiun. Sepertiga dari investor yang berusia lebih dari 55 tahun mengatakan mereka telah menginvestasikan dalam Private Rented Sector (PRS) untuk mendapatkan uang dan akhirnya tinggal di properti setelah mereka telah pensiun.
Sekira 52 % lebih orang yang berusia 55 mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk menggunakan jumlah bulat dari tabungan pensiun mereka untuk mendanai semua atau sebagian dari pembelian properti pensiun ideal mereka. Sebanyak 17 % dari mereka yang sudah membeli properti sebagai investasi (tidak ditempati) mengatakan mereka memilih untuk berinvestasi properti sehingga mereka bisa mendapatkan sebuah properti di masa depan.
Popularitas PRS di antara orang-orang lebih tua meningkat secara umum, dengan hampir 3 dari 10 orang berencana untuk melakukan investasi dalam sektor ini dalam 2 tahun ke depan. Sebanyak 70 % orang mengatakan mereka akan berinvestasi di PRS untuk pertama kalinya.