Konglomerat Arab Saudi Incar Potensi Investasi Properti Indonesia

Tim marketing investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk wilayah Timur Tengah (Timteng) mengidentifikasi adanya minat dari salah satu grup besar perusahaan Arab Saudi untuk berinvestasi di sektor properti dan industri. Kepala BKPM Franky Sibarani menyebut, mereka direncanakan mengagendakan kunjungan ke Indonesia pada pertengahan Maret 2016 ini. Perusahaan tersebut, ujar dia, berencana untuk menjajaki peluang untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

“Secara spesifik mereka mencari peluang di sektor properti dan industri, kemudian berupaya mengumpulkan informasi terkait administrasi investasi, perbankan, serta ketenagakerjaan,” ucap Franky dalam siaran persnya, Selasa (8/3/2016)‎. Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Arab tersebut merupakan perusahaan terbesar ke-5 di Arab Saudi, di mana investasi tersebar di sektor real estate, perbankan, industri makanan dan minuman, komoditas, perhotelan, dan baja. “Mereka sudah menargetkan untuk masuk ke Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi utama dan mereka akan masuk dalam jangka panjang,” ungkapnya

Minat investasi tersebut, Franky mengharapkan, dapat dikawal oleh tim Marketing Officer Timur Tengah yang wilayah kerjanya mencakup Arab Saudi dan berkoordinasi dengan perwakilan RI maupun kantor perwakilan BKPM terkait. “Kami memiliki tim Marketing Officer Timur Tengah serta kantor perwakilan di Abu Dhabi yang siap memfasilitasi rencana kunjungan maupun investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut,” jelas Franky.

Minat investasi yang diidentifikasi BKPM tersebut tergolong serius mengingat grup konglomerasi yang dimaksud juga masuk di daftar peringkat orang terkaya yang dilansir oleh Majalah Forbes dengan total kekayaan mencapai USD 1,4 M, atau setara dengan Rp 194,6 Triliun.

BKPM mulai membidik investor Timur Tengah sebagai salah satu sektor kawasan prioritas asal investasi. Realisasi investasi negara-negara Timur Tengah di Indonesia periode 2010-2015 tercatat Rp 6,7 Triliun atau setara dengan 11 % relatif kecil dari komitmen yang diajukan dalam periode yang sama yang mencapai Rp 61,2 Triliun. Apabila dibandingkan dengan nilai total realisasi investasi 2015 sebesar, kontribusi Timur Tengah hanya 1,2 %.

Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Abu Dhabi Agus Prayitno menambahkan, selama ini investor Arab lebih memilih masuk dalam portfolio (pasar modal) dengan mengakuisisi saham perusahaan-perusahaan go public di Indonesia daripada direct investment. Oleh karena itu, minat investasi yang disampaikan ini tentu perlu dikawal. Timur Tengah merupakan salah satu prioritas kawasan pemasaran investasi BKPM pada 2016 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Malaysia, dan Inggris.

Sumber : okezone.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *