Wakil Presiden Jusuf Kalla telah mengumumkan rencana mengubah Bank Tabungan Nasional (BTN) menjadi Bank Perumahan. Perubahan fungsi ini bertujuan untuk mempermudah urusan terkait jual beli rumah di Indonesia. Khususnya kredit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“BTN kami serahkan khusus untuk urusan perumahan. Sekarang sedang diproses mengubah nama agar lebih jelas, sehingga namanya Bank Perumahan. Jadi nggak urus yang lain dan fokus pada perumahan,” terang JK.
Meski masih dalam perencanaan, JK mengusahakan pengubahan nama ini cepat terwujud. Supaya pembangunan nasional segera berjalan berimbang. Langkah ini pun mendapat apresiasi dari REI (Real Estat Indonesia) dan lembaga terkait. “Perubahan yang tepat karena sangat dibutuhkan masyarakat. Populasi penduduk Indonesia sangat besar. Kebutuhan akan rumah juga sama besarnya dan ini kebutuhan dasar,” kata Eddy Hussy, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia.
Terkait dengan perubahan nama BTN menjadi Bank Perumahan tersebut, terctat ada 3 poin yang jadi alasan. Lebih jelasnya, coba simak detailnya berikut ini :
BTN sejauh ini banyak membantu dalam menyukseskan program sejuta rumah dan KPR (Kredit Pemililkan Rumah). Agar lebih mudah, lancar dan cepat, pemerintah ingin membuat prioritas jangka panjang. Dengan demikian bisa menyelesaikan masalah perumahan yang membelit masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, negeri ini pun bisa lebih mudah mendapatkan bantuan dari lembaga keuangan dunia bila memiliki perencanaan yang baik. Misalnya ADB dan World bank.
Program sejuta rumah hadir dari keprihatian pemerintah melihat banyaknya pemukiman kumuh. Jumlahnya bukannya berkurang justru bertambah tiap tahun, khususnya di perkotaan. Demi merealisasikan pembangunan nasional yang berimbang sistem kredit rumah pun digalakkan. Guna mempercepat hasilnya, pemerintah memfokuskan BTN khusus melayani urusan perumahan.
Nama BTN dinilai terlalu umum dan membuat masyarakat menilai bank itu sebagai bank umum lainnya. Dengan perubahan status tentu berdampak positif pada minat mengajukan kredit rumah. Masyarakat akan semakin berani dan bisa mempermudah mengajukan kredit. Jika minat dan proses mendapatkan kredit rumah murah tinggi tentu juga mendorong developer. Mereka akan termotivasi membangun hunian murah untuk MBR. Sehingga kesenjangan sosial soal hunian tidak lagi tampak tajam.
Sumber : Rumahku.com