Lima Alasan Investasi Properti Semakin Ngetren di Indonesia

JIKA kita amati, hampir semua pebisnis mengalokasikan sebagian dana mereka untuk membeli properti baik dengan tujuan sebagai bisnis utama, sekadar efisiensi biaya (dibandingkan dengan biaya sewa tempat usaha) maupun untuk mengamankan aset mereka. Mengapa demikian?  Satu fakta yang perlu Anda ingat adalah bahwa luas daratan di bumi tidak pernah bertambah, bahkan cenderung berkurang, sementara jumlah penduduk selalu bertambah. Hal ini berlaku di seluruh permukaan bumi, tentunya termasuk Indonesia.

Fakta lain yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa tidak pernah ada properti yang sama persis, khususnya mengenai lokasi. Faktor kelangkaan dan keunikan properti inilah yang menjadi pola pikir mendasar bagi sebagian besar pebisnis untuk berinvestasi di bidang properti. Uraian dibawah ini akan semakin menjelaskan kepada Anda semua mengapa investasi properti di Indonesia semakin meningkat.

1. Investasi properti di Indonesia paling menguntungkan di dunia di mana harga properti akan selalu naik dari tahun ke tahun Perlu Anda ketahui bahwa sampai dengan akhir tahun 2013 saja, setidaknya masih ada 14 juta dari 61 juta keluarga di Indonesia yang belum memiliki rumah. Jumlah ini akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin naik di Indonesia. Seperti uraian di atas bahwa luas daratan yang tidak berubah sementara jumlah penduduk yang terus bertambah, harga rumah di Indonesia tentunya akan selalu naik karena permintaan bertambah dan persediaan berkurang.

2. Pemerintah semakin kesulitan menyediakan rumah bagi masyarakat kelas menengah ke bawah Kebutuhan rumah untuk kalangan menengah ke bawah mempunyai porsi terbesar di Indonesia. Kelas menengah ke bawah ini adalah keluarga yang berpenghasilan di bawah Rp5 juta per bulan. APBN yang ada saat ini sebagian besar digunakan untuk membiayai sektor pendidikan dan kesehatan, dan hanya sebagian kecilnya saja yang digunakan untuk pemberian subsidi perumahan kepada masyarakat. Sampai akhir tahun 2013, setidaknya sudah tercatat permintaan rumah yang mencapai 900.000 unit per tahun, padahal pasokan rumah hanya 80.000 unit dalam setahun.

Hal ini membuat peluang investasi properti di Indonesia sangat besar. Sebelum tahun 1998, pemerintah berhasil mengembangkan hunian murah hingga 250.000 unit per tahun, namun setelah itu, pemerintah hanya mampu menyediakan hunian di bawah 100.000 unit setiap tahunnya.

Menurut data Kementerian Perumahan Rakyat, jumlah kelangkaan (backlog) hunian terus bertambah, tahun 2004 sebesar 5,3 juta unit dan menjadi 7,5 juta pada tahun 2008, sementara itu pada tahun 2013 jumlahnya semakin meningkat menjadi 15 juta unit. Jumlah penduduk sebesar 245 juta jiwa saat ini membutuhkan setidaknya rumah untuk 65 juta kepala keluarga.

Sementara rumah yang ada hanya 50 juta unit, di mana 37 persen dari kondisi fisik rumah yang ada tersebut sebagian masih tidak layak huni.

 

 

Sumber : Okezone.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *