Kerajaan Arab Saudi berencana membangun sebuah kota besar. Pembangunan ini dilakukan untuk mengubah citra kerajaan. Di sisi lain, Arab Saudi memiliki masalah, yakni krisis perumahan. Banyak rakyatnya yang mendambakan memiliki rumah impian.
Mengutip Reuters ada seorang warga Saudi bernama Amer al-Ghamdi yang memiliki impian sederhana, yaitu bisa membeli rumah dengan harga yang terjangkau. Ghamdi merupakan salah satu dari sekitar 1,2 juta orang Saudi yang memiliki penghasilan tak terlalu tinggi dan tak bisa mendapatkan rumah dengan harga yang murah.
Pria berusia 35 tahun ini setiap bulannya menghabiskan sebagian besar gajinya US$ 2.670 per bulan untuk membayar utang yang ia pakai saat menikah dan untuk membeli mobil. Ghamdi bersama istrinya, Hanan kini telah memiliki 3 orang anak dan hidup secara hemat.
Berdasarkan data konsultan properti AS Jones Lang Lasalle di Arab Saudi harga rumah seluas 250 meter persegi di Saudi seharga 700-850 ribu riyal atau sekitar US$ 186.000 hingga US$ 226.000). Ini artinya masyarakat berpenghasilan rendah harus merogoh sekitar 10 bulan gajinya untuk memiliki rumah.
Ghamdi mengaku ia sempat mengajukan kredit perumahan di salah satu bank komersial di Arab Saudi, namun sayang bunga yang ditawarkan terlalu mahal, ia tak sanggup mencicil setiap bulan.
“Saya pernah mengajukan kredit rumah di bank komersial, tetapi bunganya sangat tinggi padahal cicilan utang saya sudah banyak,” ujarnya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/6/2018).
Padahal Arab Saudi merupakan negara pengekspor minyak terbesar di dunia. Negara ini pernah dibanjiri petro dollar. Ini seharusnya bisa membantu masyarakat untuk hidup sejahtera. Namun, merosotnya harga minyak mengubah segalanya. Karena itu, Pangeran Muhamad memiliki visi jangka panjang untuk memodernisasi ekonomi dan mereformasi negara tempat kelahiran Islam ini.
Masalah cicilan
Mengutip Reuters ada sekitar 500 ribu warga yang masuk dalam daftar tunggu untuk mendapatkan dana pengembangan Real Estat Saudi (REDF).
Program milik Kementerian Perumahan Saudi ini akan memberikan pinjaman tanpa bunga untuk pembelian rumah. Setiap warga yang permohonannya disetujui akan mendapatkan fasilitas kredit perumahan sebesar 650.000 riyal. Angsurannya bisa dibayarkan setiap bulan sebesar 2.500 riyal.
Salman al-Shedoukhi salah seorang warga memiliki penghasilan bulanan sekitar 15.000 riyal. Ia juga menjadi peserta program perumahan dari pemerintah itu. Dia menyebut jika ia mendapatkan fasilitas kredit tersebut, maka ia harus membayar hampir dua kali lipat dari pinjaman yakni 900.000 riyal.
“Itu artinya saya akan membayar cicilan ini sampai lunas selama 20 tahun, separuh gaji saya akan habis untuk pelunasan rumah,” kata Shedouki dikutip dari Reuters, Jumat (1/6/2018).
Saat ini ia mengaku memiliki hidup yang lebih hemat. Ia, istri dan dua anaknya menumpang tinggal di rumah orang tuanya. Kini ia juga masih dibebani oleh angsuran utang yang ia ambil empat tahun lalu untuk menikah.
Badan Penasehat pemerintah Saudi mengkritik Kementerian Perumahan karena lambat dalam memecahkan masalah dan menampung keluhan masyarakat.
Populasi di Saudi telah tumbuh menjadi 32,55 juta orang pada 2017, meningkat 44% sejak periode 2014. Ini menyebabkan pemukiman di perbatasan Riyadh berkembang pesat.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Menteri Perumahan Saudi mengatakan ada rencana untuk membangun 1 juta rumah dalam jangka waktu lima tahun. Rencana ini diprediksi menelan biaya US$ 100 miliar. Nantinya, pemerintah akan menggandeng swasta untuk pembangunan satu juta rumah ini. Arab Saudi sudah mengajak sejumlah perusahaan perumahan dari Korea Selatan, China dan Amerika Serikat (AS).
Kepala Eksekutif Perusahaan Pembiayaan Amlak Internasional Abdullah al-Sudairy menjelaskan Real Estate adalah cerminan ekonomi. Jika pertumbuhan pesat itu artinya perekonomian sedang baik.
Kementerian Perumahan Saudi menargetkan 60% orang Saudi sudah memiliki rumah sendiri pada 2020 mendatang. Pemerintah berupaya untuk memberikan fasilitas pembiayaan melalui bank lokal dan menggandeng pengembang untuk menambah pasokan rumah.
Sumber: detik.com