Sejak William Strauss menyematkan nama untuk generasi yang mengalami masa dewasa di tahun 2000-an, istilah Generasi Milenial mencapai popularitasnya.
Mereka yang secara umum disebutkan lahir pada awal 1980-an hingga akhir 1990-an, saat ini telah memasuki usia 30an akhir atau setidaknya hampir seperempat abad.
“Usia yang sudah hampir meninggalkan masa dewasa muda dan memasuki masa mapan. Generasi yang terkenal dengan kegandrungannya jalan-jalan dan making impact ini sudah saatnya tak main-main lagi dengan hidup mereka,” sebut Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan.
Pilihan hidup, karir, dan tentu saja pengelolaan keuangan yang benar sudah menjadi kewajiban yang patut dimiliki oleh yang telah sepenuhnya dewasa.
Bukan hanya itu, usia matang untuk ukuran milenial ini pun harus menunjukkan hidup yang tertata dengan baik. Termasuk dalam urusan kepemilikan properti.
Andreas Nawawi selaku Managing Director Paramount Land mengungkap, generasi milenial dan yang terbaru “zillenial alias Gen Z” sejatinya terlahir dalam keadaan krisis.
“Sehingga ketika mereka memutuskan untuk membeli sesuatu, mereka akan mengutamakan kenyamanan dan keamanan. Maka dari itu, kami selaku pengembang dalam mendekati milenial, sangat menggunakan prinsip kehati-hatian,” katanya.
Selain itu, “Kami biarkan otak kanan mereka berpikir selama yang mereka butuhkan. Dan ketika sudah kena hasratnya, barulah mereka akan beli properti. Ini persis seperti kejadian baru-baru ini, ada pasangan muda datang lihat-lihat rumah di waktu sore. Lalu mungkin ada diskusi setelahnya, karena tiba-tiba jam 11 malam mereka telepon tim sales kami dan ngotot mau beli rumah dan bayar malam itu juga,” cerita Andreas seraya tertawa.
Sumber: liputan.6