Generasi milenial dinilai tidak terlalu peduli dengan hunian. Sekretaris Jenderal DPP Real Estate Indonesia Paulus Totok Lusida menjelaskan saat ini generasi milenial memiliki potensi cukup besar untuk menjadi pasar prospektif karena dengan cicilan yang terjangkau, milenial sudah bisa memiliki rumah layak huni.
“Contohnya anak saya itu milenial, sebagai profesional setiap bulan gajinya habis untuk leisure padahal ia mampu untuk mengangsur apartemen misalnya. Tapi sekarang dia sudah angsur apartemen, ya daripada uangnya habis leisure terus,” ujar Paulus dalam pembukaan REI Mandiri Property Expo 2018, Jumat (17/11/2018).
Dia menjelaskan milenial bisa mendapatkan rumah dengan cara mencicil melalui kredit pemilikan rumah (KPR). Lalu bank yang dipilih bisa syariah atau konvensional.
“Sekarang banyak yang pilih bank syariah karena imbal hasilnya lebih stabil. Developer di Surabaya juga banyak yang sudah pilih bank syariah,” jelas dia.
Sektor properti saat ini masih bergeliat di Indonesia utamanya di segmen kelas menengah atau perumahan dengan harga berkisar antara Rp 300 – 500 juta. Hal ini karena kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal masih terus bertambah.
Paulus menjelaskan saat ini pemerintah telah mengeluarkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan perumahan (FLPP) sebagai upaya untuk mencapai program nasional pembangunan sejuta rumah di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). KPR FLPP memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berpenghasilan antara Rp 2,5 juta – Rp 4 juta untuk memiliki rumah yang layak huni.
Bank Mandiri yang mendukung pameran ini menghadirkan program ‘Muda Beli Rumah’ yang mendorong generasi muda untuk memiliki rumah. Berbagai program menarik selama pameran seperti limit kredit yang lebih besar, tenor yang lebih panjang, serta suku bunga 6,5% fixed 5 tahun. Khusus untuk nasabah, Bank Mandiri menawarkan program uang muka 1% bahkan 0%.
Sumber: detik.com