Konsultan properti internasional Lang LaSalle (JLL) memaparkan perkembangan pusat perbelanjaan modern di 2017.
Hasil riset memaparkan, perkembangan perdagangan online atau e-commerce cukup menekan eksistensi pusat perbelanjaan.
Head of Research Lang LaSalle (JLL) James Tylor mengatakan, fasilitas ritel menjadi sangat menarik bagi banyak orang karena kemacetan lalu lintas di Jakarta dan kurangnya pilihan waktu luang lainnya.
“Beberapa departement store tutup pada paruh kedua 2017 menjadi sebuah tren yang mungkin kita bisa lihat di tahun mendatang,” ujarnya dikutip di Jakarta, Senin (19/3/2018).
Dia melanjutkan, pembeli lebih memilih untuk membeli online, karena penawaran e-commerce Indonesia yang lebih canggih dan peminat online yang selalu berkembang. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan harus menyiasati perpaduan antara sistem online dan offline yang kuat.
“Faktor e-commerce menekan kebutuhan tuan tanah untuk menawarkan perpaduan yang baik antara Food&Beverage dan pemilik tempat hiburan dengan adanya sistem online dan offline yang kuat,” kata dia.
Sejauh ini, banyak pengecer bergabung dengan salah satu ritel besar di Jakarta. Misal MitraAdiperkasa (MAP) yang memiliki 150 merek ritel yang berada di bawah naungannya. Dengan jejak pasar yang besar, kelompuk tersebut mungkin dapat bernegosiasi dengan harga yang lebih rendah dari harga rata-rata pasar.
Sementara itu, pertumbuhan sewa relatif terbatas pada 2017. Rata-rata sewa di pasar ritel utama di DKI Jakarta tetap relatif datar yaitu sebesar 3,3% sepanjang tahun.
Sumber: okezone.com